KLIKSAMBAS.COM, -Siapa yang tidak tahu jahe? Tumbuhan yang digunakan sebagai bahan minuman tradisional seperti bandrek dan banyak minuman herbal lainnya, serta obat herbal (Army, 2013).
Karena banyak kelebihannya, permintaan jahe tumbuh secara eksponensial dan harganya stabil atau bahkan meningkat. Jahe merupakan komoditas pertanian yang menjanjikan.
Dikenal dengan rasanya yang pedas dan hangat, permintaan akan komoditas jahe ini sangat tinggi baik di pasar domestik maupun internasional.
Di kalangan medis atau kesehatan, jahe digunakan sebagai antioksidan, antiradang dan pereda nyeri. Jahe juga bisa digunakan sebagai tonik untuk memperkuat jantung dan melawan kanker.
Selain itu, jahe digunakan untuk mencegah kegemukan, diare dan mual, serta memperlancar peredaran darah.
Kelembagaan seperti kelompok petani jahe diperlukan untuk saling mendukung dan berbagi tentang budidaya, pascapanen dan pemasaran jahe.
Pada komoditi jahe apabila terjadi kenaikan dan penurunan harga tidak terlalu berbeda jauh. Pasalnya, permintaan jahe seringkali tidak terekspos ditingkat pembeli.
Kebanyakan permintaan datang dari produsen minuman olahan jahe dan industri jamu berbahan dasar jahe langsung kepada produsen-produsen jahe yang besar, sehingga produsen yang kecil kadang tidak terlihat atau terlewati.
Sebaliknya, sulit bagi sebagian besar pedagang jahe untuk mencari pembeli, sehingga sulit untuk menemukan konsumen yang ingin membeli produk jahe.
Lantas bagaimana cara terbaik untuk memulai pemasaran jahe agar semua hasil budidaya jahe dapat berjalan dengan lancar? Berikut beberapa strategi pemasaran jahe.
Pertama, produsen jahe harus selalu menjaga kualitas jahe melalui quality control produk jahe sebelum pengiriman dan selalu memperhatikan ketersediaan produksi jahe di tingkat produsen.
Kedua, dalam hal harga, produsen tidak boleh memberi harga terlalu tinggi. Ini bisa membuat produsen kewalahan ketika nanti menemukan produk yang menawarkan kualitas yang relatif sama dengan harga lebih rendah menurut Kartajaya (2010) dalam (Utami & Firdaus, 2018).
Ketiga, sebaiknya produsen jahe memilih lokasi yang mudah dijangkau transportasi untuk menekan biaya produksi dan pemasaran.
Keempat, dari sisi promosi, produsen harus bisa mempromosikan produk jahe atau olahan jahenya melalui digital marketing, dimulai dengan Google AdWords, dan memanfaatkan Google AdSense hingga Google Remarketing, produsen bisa mendapatkan hasil yang lebih cepat untuk upaya pemasaran jahe. (Utami & Firdaus, 2018).
Strategi pemasaran diatas merupakan beberapa ide yang dapat digunakan dalam memasarkan jahe untuk mendapat tempat dan bertahan dalam pasar yang kompetitif. (*)
Penulis : Asih Sri Wulandari* , Eva Dolorosa*
Mahasiswa S2 Agribisnis Fakultas Pertanian UNTAN
Referensi:
Army, A. P. (2013). Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas (p. 3). http://id.wikipedia.org/wiki/Riset
Utami, H. N., & Firdaus, I. F. A. (2018).
Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Perilaku Online Shopping: Perspektif Pemasaran Agribisnis. Jurnal Ecodemica: Jurnal Ekonomi, Manajemen, Dan Bisnis, 2(1), 136–146.
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica/article/view/3407/pdf
Comment